Wabah Cacar Monyet Mpox Makin Ngeri, 570 Orang Meninggal di Negara Ini

Sebuah gambar yang dibuat selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet. (via REUTERS/CDC/BRIAN W.J. MAHY)
Foto: Sebuah gambar yang dibuat selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet. (via REUTERS/CDC/BRIAN W.J. MAHY)

Kasus dan kematian akibat mpox atau cacar monyet di Republik Demokratik Kongo terus meningkat saat negara Afrika tengah ini menunggu kedatangan vaksin dari Amerika Serikat dan Jepang.

Menteri Kesehatan Samuel-Roger Kamba mengatakan dalam beberapa hari terakhir, jumlah kasus meningkat dari 16.000 menjadi 16.700 kasus, sementara jumlah kematian naik dari 548 menjadi “sedikit lebih dari 570” kematian.

“Ini adalah darurat benua,” ujarnya, dilansir AFP, Selasa (20/8/2024), seiring dengan seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada negara-negara terdampak untuk meningkatkan program vaksinasi guna menghadapi varian mpox yang lebih mematikan.

WHO pada Rabu lalu mengumumkan lonjakan mpox di Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat global. Wabah telah dilaporkan di Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda sejak Juli. Sebuah kasus varian baru juga terdeteksi di Swedia.

Amerika Serikat telah menjanjikan 50.000 dosis vaksin untuk Kongo, sementara Jepang pada Senin setuju untuk mengirimkan 3,5 juta dosis vaksin “khusus untuk anak-anak,” menurut sumber medis yang tidak disebutkan namanya. Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa Kongo berencana untuk memvaksinasi 4 juta orang, termasuk 3,5 juta anak-anak.

“Saya berharap minggu depan vaksin sudah tiba,” kata Kamba. “Vaksin adalah solusi untuk masalah kita,” tambahnya, seraya mendesak masyarakat untuk segera divaksin.

Desakan WHO

Kasus mpox kini telah muncul di seluruh 26 provinsi di negara yang berpenduduk sekitar 100 juta orang ini. WHO telah menetapkan wabah ini sebagai “darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional” – kategori peringatan tertinggi.

Pada Senin, WHO merilis pedoman terbaru untuk mengatasi lonjakan kasus, termasuk dengan “penyesuaian strategi imunisasi yang cepat di wilayah terdampak.”

WHO mendesak negara-negara untuk “meningkatkan upaya dalam menyelidiki kasus dan wabah penyakit mpox secara menyeluruh” untuk memahami transmisi penyakit ini dan mencegah penyebarannya “ke anggota rumah tangga dan komunitas.”

Otoritas kesehatan diharuskan melaporkan kasus baru setiap minggu dan “mengidentifikasi, memantau, serta mendukung kontak orang yang terinfeksi mpox untuk mencegah penularan lebih lanjut,” kata WHO.

WHO juga menekankan pentingnya “kerja sama lintas batas” untuk memantau dan menangani kasus mpox yang dicurigai “tanpa menerapkan pembatasan perjalanan dan perdagangan secara umum yang tidak perlu dan berdampak negatif pada ekonomi lokal, regional, atau nasional.”

Meskipun mpox telah dikenal selama beberapa dekade, varian baru yang lebih mematikan dan lebih mudah menular – clade 1b – menyebabkan kematian pada sekitar 3,6 persen kasus, dengan anak-anak menjadi kelompok yang paling berisiko.

Kamba menyebutkan bahwa mpox kini semakin banyak menyerang kaum muda di Kongo, termasuk banyak anak-anak di bawah usia 15 tahun.

Sejak awal tahun ini, sebanyak 18.737 kasus mpox yang dicurigai atau dikonfirmasi telah dilaporkan di Afrika, termasuk 1.200 kasus dalam satu minggu terakhir, menurut badan kesehatan Uni Afrika.

Virus mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, pertama kali ditemukan pada monyet di Denmark pada tahun 1958. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia di Kongo pada tahun 1970.

Mpox ditularkan dari hewan yang terinfeksi kepada manusia, tetapi juga bisa menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang erat. Penyakit ini menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit besar seperti bisul.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*