Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa nyatanya tidak semua negara di Asia Tenggara (ASEAN) setuju untuk memensiunkan sumber energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengungkapkan, dalam pertemuannya dengan 20 negara Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), ternyata salah satu negara ASEAN yakni Filipina menolak untuk melakukan pensiun dini PLTU batu bara.
“Ini saya baru balik dari APEC. APEC itu berapa country ya? 20 lebih ya? Itu juga ada beberapa yang saling bertanya. Kita di ASEAN. Jadi saling bertanya di wilayah ASEAN ini kalau masalah coal retirement gimana. Kalau Filipina menolak. Tapi kalau Vietnam itu baru akan mencontoh Indonesia,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (20/8/2024).
Eniya mengatakan negara Vietnam sendiri berencana untuk memensiunkan PLTU batu bara lebih rendah dibanding Indonesia. “Jika Indonesia melakukan coal retirement yang 660 (Mega Watt). Mereka saya tanya, Vietnam berapa rencana coal retirementnya? 100 Mega (Watt). Jadi kecil. Lebih kecil dari kita. Saya nyontoh Indonesia aja gitu. Direktur jenderal ya. Mau adakan meeting lebih detail lagi. Katanya minta nyontek Indonesia gimana prosesnya,” tambahnya.
Sedangkan Indonesia sendiri, lanjut Eniya, pemerintah sudah memiliki target untuk memensiunkan PLTU batu bara hingga 13 unit sebelum tahun 2030 mendatang.
“Nah kita rangkum bahwa kita punya 13 list dari PLTU di luar Cirebon. Nah Cirebon ini masuk ke beyond 2030. Jadi sebetulnya Cirebon juga direncanakan. Tetapi setelah 2030 pembahasannya gitu. Nah kalau yang sekarang dibahas itu yang kayak Suralaya, Paiton. Itu termasuk di dalam 13 list itu. Kayak Ombilin di Sumatera. Kalau kita suggest Ombilin itu termasuk yang tercepat dimusnahkan aja bisa tuh,” tandasnya.