PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) atau SIG berkomitmen untuk terus menjalankan proses bisnis dan operasional berdasarkan aspek keberlanjutan dan tata kelola usaha yang baik. Hal ini dibuktikan melalui upaya penurunan emisi karbon yang sedang gencar dilakukan oleh SIG.
Asal tahu saja, hingga akhir semester I-2024, SIG berhasil menurunkan intensitas emisi gas rumah kaca sebesar 19,21% dari baseline 2010. Raihan ini sejalan dengan upaya SIG dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) melalui penggunaan panel surya dan optimasi konversi energi gas panas buang dari proses produksi semen menjadi energi listrik (Waste Heat Recovery Power Generation).
Manajemen Perseroan mengatakan, inisiatif SIG dalam transisi menuju industri hijau mendukung kebutuhan pembangunan saat ini dan yang akan datang.
SIG terus berfokus menciptakan peluang untuk mendorong penggunaan semen hijau, salah satunya dalam proyek pembangunan IKN yang mengusung konsep sustainable and smart city melalui kerja sama dengan PT Bina Karya (Persero) dan kepemilikan saham di PT Karya Logistik Nusantara.
“Semen hijau menghasilkan emisi gas rumah kaca atau emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan semen konvensional atau OPC, namun tetap mempertahankan kualitas yang tinggi di kelas peruntukannya. Semen hijau SIG hingga saat ini telah menghasilkan penurunan emisi karbon sampai dengan 38% per ton semen, lebih rendah jika dibandingkan dengan semen OPC,” ungkap Manajemen Perseroan, ditulis Selasa (20/8/2024).
Lebih jauh, inovasi SIG melalui kehadiran semen hijau dan produk turunannya dinilai menjadi terobosan penting menuju industri konstruksi yang berkelanjutan. Komitmen SIG melalui kehadiran produk semen hijau dan solusi-solusi berkelanjutan tersebut mendapatkan apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Perlu diketahui, salah satu turunan semen hijau adalah bata interlock yang digunakan untuk membangun rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dengan bata interlock, konstruksi pembangunan rumah lebih cepat daripada bata biasa, yakni hanya membutuhkan waktu 15 hari saja.
Tidak hanya cepat, SIG juga telah memastikan kekokohannya karena sudah teruji tahan gempa untuk daerah tingkat seismik tinggi berdasarkan siklik dua dimensi yang dilakukan di Balai Besar Sarana Gedung Ditjen Bina Teknik Pemukiman dan Perumahan.
Untuk infrastruktur jalan, SIG menyediakan paving block berpori guna menjaga penyerapan air permukaan ke dalam tanah. Ada pula beton berpori untuk menjaga penyerapan air permukaan ke dalam tanah serta beton cepat kering yang memungkinkan perbaikan jalan secara cepat, sehingga tidak perlu penutupan jalan selama berjam-jam. Hal ini bisa mengurangi emisi karbon dari kemacetan dari penutupan jalan karena perbaikan jalan dan diharapkan bisa mewujudkan kota yang berkelanjutan.
Selain rendah karbon, produk SIG juga memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi yaitu di atas 90%. Semua keunggulan ini membuat produk SIG sangat relevan untuk diaplikasikan dalam pembangunan di Indonesia.