Pemerintah Indonesia menaruh perhatian penuh terhadap ancaman kenaikan suhu planet bumi seiring perubahan iklim dan kerusakan lingkungan di dunia.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Vivi Yulaswati mengatakan, para ilmuwan dari Integovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pernah memperkirakan bahwa suhu bumi akan naik setidaknya 1,5 derajat celcius pada 2100.
Namun, saat ini suhu bumi sudah naik sekitar 1,3 derajat celcius. Padahal, jarak antara tahun 2024 sampai 2100 masih cukup jauh.
“Berarti ini alarm buat kita semua mengupayakan supaya kenaikan itu bisa ditahan atau bahkan bisa diturunkan,” kata dia dalam Special Interview bersama CNBC Indonesia di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, ditulis Senin (2/9/2024).
Ada banyak upaya yang dapat ditempuh tiap negara untuk meminimalisir risiko bahkan hingga mencegah laju kenaikan suhu bumi. Di antaranya adalah percepatan dekarboninasi industri, misalnya dengan memasang peralatan-peralatan cleaner di berbagai pabrik. Selain itu, penguatan proses bisnis ramah lingkungan yang tidak menghasilkan emisi karbon yang besar.
Pemanfaatan kendaraan listrik sebagai sarana transportasi secara masif juga dilakukan untuk mengurangi emisi karbon dan menghasilkan langit yang lebih biru. Selain itu, upaya pelestarian hutan dan menjaga ekosistem tumbuhan mangrove juga mesti terus digerakkan.
Masing-masing individu masyarakat juga bisa berkontribusi mencegah kenaikan suhu bumi seperti tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke laut, hingga mengurangi penggunaan plastik dalam aktivitas sehari-hari.
Lantas, Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 dapat menjadi sarana bagi tiap peserta untuk berbagi pengalaman menanggulangi ancaman pemanasan global.
Sebagai contoh, Indonesia ingin berbagi informasi bahwa negara ini sudah memiliki kerangka ekonomi biru. Indonesia juga sudah menjalin dengan kerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk pengembangan kerangka ekonomi biru.
Pemerintah Indonesia juga memiliki rencana aksi strategis terkait optimalisasi ekonomi sirkular demi lingkungan hidup yang lebih baik pada masa mendatang. Indonesia juga hendak berbagi pengalaman terkait pendanaan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
“Contoh-contoh yang sudah disebutkan tadi merupakan pembelajaran yang baik untuk kita kolaborasikan lebih lanjut dengan negara-negara lain. Kolaborasi ini tentunya juga akan mempercepat target SDGs,” pungkas dia.