Viral Bumi Punya ‘Bulan Kembar’, BRIN Ungkap Fakta Sebenarnya

Bulan super, yang dikenal sebagai Bulan Biru, terbit di atas Menara Lotte World setinggi 123 lantai di Seoul, Korea Selatan, 19 Agustus 2024. (REUTERS/Kim Soo-hyeon)
Foto: Bulan super, yang dikenal sebagai Bulan Biru, terbit di atas Menara Lotte World setinggi 123 lantai di Seoul, Korea Selatan, 19 Agustus 2024. (REUTERS/Soo-hyeon Kim)

Ilmuwan beberapa saat lalu mengungkap bahwa Bumi kedatangan ‘Bulan baru’ berukuran kecil yang merupakan asteroid 2024 PT5. Hal ini mendatangkan banyak spekulasi di media sosial. Netizen ramai-ramai menyebut fenomena ini sebagai ‘Bulan kembar’.

Banyak yang mengira bahwa fenomena munculnya Bulan baru yang bersifat sementara merupakan insiden langka yang akan memperlihatkan dua bulan di langit secara bersamaan.

Namun, anggapan ini tak sepenuhnya tepat. Hal ini diluruskan oleh Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.

Dikutip dari laman resmi BRIN, Rabu (25/9/2024), Thomas menjelaskan bahwa satelit alami Bumi, yang kita kenal sebagai Bulan, merupakan satu-satunya benda langit yang selalu terlihat mengelilingi planet kita.

“Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi yang ukurannya besar dan terlihat dengan mata telanjang. Namun, pada periode tertentu, objek lain seperti asteroid dapat terperangkap dalam gravitasi Bumi dan sementara waktu mengelilingi Bumi. Objek ini sering disebut sebagai ‘bulan mini’ atau ‘mini moon’,” ujarnya.

Salah satu fenomena yang menarik perhatian para astronom adalah asteroid dengan kode “2024 PT5”. Thomas Djamaludin menyatakan bahwa asteroid ini akan tertangkap oleh gravitasi Bumi dari 29 September hingga 25 November 2024.

“Asteroid ini bukan bulan kedua, tetapi karena terjebak sementara dalam orbit Bumi, beberapa media menyebutnya sebagai ‘bulan mini’,” jelas Thomas.

Asteroid 2024 PT5 berukuran sangat kecil, hanya sekitar 10 meter atau jauh lebih kecil dibandingkan Bulan. Untuk itu, tak mungkin terlihat seperti Bulan purnama yang bisa dilihat di langit.

“Orbitnya juga tidak berbentuk lingkaran sempurna, dan hanya sekali mengelilingi Bumi sebelum akhirnya lepas kembali ke orbit asalnya mengelilingi Matahari,” Thomas menambahkan.

Menurut Thomas, asteroid ini tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi karena ukurannya yang kecil. Bahkan, jika memasuki atmosfer Bumi, ia akan terbakar dan kemungkinan sisanya jatuh di wilayah tanpa penduduk.

“Asteroid semacam ini sering kali terdeteksi dan tidak berbahaya. Asteroid seukuran itu pernah jatuh di perairan Bone, Sulawesi, pada 2009. Namun, karena orbitnya terjebak di gravitasi Bumi untuk sementara waktu, ia dianggap menarik untuk diamati oleh para astronom,” ia menjelaskan.

Meski banyak yang penasaran, asteroid 2024 PT5 tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Thomas menjelaskan bahwa asteroid ini terlalu redup dan kecil untuk bisa dilihat tanpa bantuan alat khusus.

“Kita membutuhkan teleskop yang cukup besar untuk bisa melihat asteroid ini. Observatorium dengan teleskop canggih di dunia saat ini sudah bersiap untuk mengamati pergerakan asteroid ini,” paparnya.

Lebih lanjut, Thomas menyarankan agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan fenomena ini. Ia mengajak semua pihak untuk melihatnya sebagai kesempatan untuk memperkaya pengetahuan tentang objek-objek kecil di tata surya.

“Ini adalah fenomena yang menarik bagi dunia astronomi, meski bagi kebanyakan orang tidak akan terlihat. Namun, ini mengingatkan kita bahwa ada banyak benda di tata surya yang bisa memberikan kejutan,” ia memungkasi.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*