Teater Koma sentil isu AI dan manusia dalam drama “Mencari Semar”

Teater Koma sentil isu AI dan manusia dalam drama "Mencari Semar"

Pementasan Teater Koma bertajuk “Mencari Semar” di Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada 13 sampai 17 Agustus menyentil isu AI yang semakin canggih dan berpotensi menggantikan peran-peran penting dalam kehidupan.

Sutradara Rangga Riantiarno saat ditemui dalam acara pra-pementasan “Mencari Semar” di Jakarta, Selasa, secara langsung mempertanyakan, “Apakah AI akan menggantikan Semar?”

Dalam konteks cerita, Semar adalah simbol kebijaksanaan, pembimbing moral, dan penasihat yang melindungi manusia dari jalan yang salah.

Jika manusia kehilangan sosok pembimbing seperti Semar dan hanya mengikuti perintah dari AI yang memiliki tujuan tidak jelas, peradaban bisa terancam punah secara moral.

Pementasan itu menghadirkan refleksi kemerdekaan sejati di mana manusia diajak untuk tetap menghormati nilai-nilai luhur dan tidak mudah terombang-ambing oleh kemajuan zaman.

Meski demikian Rangga mengatakan Semar tidak memandang AI sebagai musuh dalam pementasan ini.

“Saya melihatnya Semar menghargai semua bentuk kehidupan dan itu disebutkan dalam dialog saat pra-pementasan tadi,” kata Rangga.

Rangga menambahkan saat pra-pementasan tadi seluruh aspek persiapan sudah mencapai 95 persen dan dia memastikan tidak ada perubahan jalan cerita.

“Sudah siap 95 persen, lima persen lagi tinggal ketepatan-ketepatan misalnya cahaya, musik, (efek) suara saat ada permainan misalnya kesandung-sandung dan segala macam. Itu saja sih,” kata Rangga.

Namun untuk pertunjukan mendatang, Rangga menjanjikan lebih banyak lontaran-lontaran dan celetuk-celetukan yang panas terkait isu terkini dari para pemain, terutama dari grup panakawan (Gareng, Petruk, Bagong dan kawan kawan).

“Mungkin pemain-pemain lebih bermotivasi mencari hal-hal yang lebih hangat lagi, karena banyak penonton yang merespons celetukan-celetukan itu di pra-pementasan hari ini,” kata Rangga.

Pementasan “Mencari Semar” melibatkan sejumlah aktor Teater Koma antara lain Budi Ros (Semar), Rita Matu Mona (Dewi Sutiragen), Emmanuel Handoyo (Gareng), Dana Hasan (Petruk), dan Nino Bukir (Bagong).

Jadwal pementasan dimulai Rabu (19.30 WIB), Kamis (19.30 WIB), Jumat (19.30 WIB), Sabtu (13.30 dan 19.30 WIB), serta ditutup pada Minggu (13.30 WIB).