Ribuan penduduk telah dievakuasi dan keadaan darurat telah diumumkan di Kursk pasca-Ukraina melancarkan serangan langka ke wilayah perbatasan Rusia awal minggu ini.
Melansir CNBC International pada Jumat (9/8/2024), penjabat Wakil Gubernur Andrei Belostotsky mengatakan sekitar 3.000 orang dievakuasi dari daerah yang dibombardir di wilayah tersebut. Ia juga menyebut empat orang telah dilaporkan tewas.
Sementara pada Rabu, penjabat Gubernur daerah Alexei Smirnov mengatakan “situasi operasional” di daerah perbatasan tetap “rumit”.
“Untuk menghilangkan konsekuensi dari pasukan musuh yang memasuki wilayah tersebut, saya telah memutuskan untuk mengumumkan keadaan darurat,” kata Smirnov dalam pembaruan di Telegram, menambahkan bahwa serangan pesawat tak berawak dan rudal terus berlanjut sepanjang malam.
Rusia tampaknya lengah ketika Ukraina memulai serangan pada hari Selasa, di mana Kemhan Rusia mengaitkan serangan itu dengan “kelompok sabotase dan pengintaian.”
Pada saat itu, dikatakan 300 tentara Ukraina telah menyeberangi perbatasan dengan tank dan kendaraan lapis baja, memasuki negara itu di dekat kota Sudzha, sekitar 400 mil barat daya Moskow. Kursk terletak di seberang perbatasan dari wilayah Sumy di timur laut Ukraina.
Dalam unggahan di Telegram, Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengatakan pada Kamis (8/8/2024) bahwa pasukannya di Kursk terus “menghancurkan formasi bersenjata” dari Ukraina.
Kemhan Rusia juga mengklaim bahwa kerugian Ukraina sejak dimulainya operasi Kursk berjumlah 660 tentara dan 82 kendaraan lapis baja termasuk “delapan tank, 12 pengangkut personel lapis baja, enam kendaraan tempur infanteri, 55 kendaraan tempur lapis baja, dan satu kendaraan antirintangan.”
Jumlah kendaraan militer yang disebutkan jauh lebih tinggi dari angka awal kementerian bahwa 11 tank dan sekitar 20 kendaraan lapis baja terlibat dalam serangan awal yang dimulai pada hari Selasa lalu.
Namun informasi ini tidak dapat diverifikasi secara independen. Baik Rusia maupun Ukraina tidak mempublikasikan angka kematian dan kedua belah pihak memiliki kepentingan pribadi untuk membesar-besarkan kerugian masing-masing.
Setelah awalnya meremehkan serangan berani Ukraina ke Kursk, Rusia juga terlihat waspada untuk mengabaikan serangan baru yang tampak di wilayahnya.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu menuduh Ukraina melakukan “provokasi skala besar lainnya” di perbatasan Rusia, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara unit Ukraina dan pasukan Rusia yang dikirim untuk mempertahankan daerah tersebut.
Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak pada hari Kamis menyatakan bahwa agresi Rusia telah memicu operasi terbaru.
“Akar penyebab dari setiap eskalasi, penembakan, aksi militer, evakuasi paksa, dan penghancuran bentuk kehidupan normal, termasuk di dalam wilayah (Rusia) sendiri seperti wilayah Kursk dan Belgorod, semata-mata adalah agresi Rusia yang tegas,” tulis Podolyak di platform media sosial X.