
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi motor penggerak bisnis berkelanjutan dengan berbasis Environmental, social and governance (ESG) di sektor energi Indonesia.
Perusahaan energi, terutama sektor kelistrikan, adalah salah satu penggerak utama perubahan iklim. Sektor energi sebagai industri kunci yang bertanggung jawab atas emisi karbon, memiliki peran yang sangat penting dalam peralihan menuju emisi net-zero.
Industri energi juga terkait erat dengan komunitas lokal tempat mereka beroperasi. Pembangkit listrik dan operasional mereka menggunakan banyak lahan dan keterlibatan dengan komunitas dan pemerintah sangat penting.
Di sisi lain, perusahaan listrik menghadapi pelanggan yang beragam dengan biaya yang harus dibayar beragam pula. Karena itulah, perusahaan listrik harus memastikan bahwa operasi mereka tetap aman dan secara ekonomi layak.
Prinsip bisnis ESG kemudian menjadi modal utama bagi mereka menuju layanan yang berkualitas dengan tetap mengedepankan isu keberlanjutan.
Keberadaan listrik adalah pintu utama manusia untuk memiliki akses kesetaraan di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, hingga sosial.
Tanpa adanya listrik, manusia tidak bisa menjalankan transaksi perbankan hingga e-commerce. Listrik juga memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan peran besar itu pula, salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berfokus ke listrik. PBB menyatakan bahwa pada 2030, seluruh populasi dunia harus memiliki akses ke listrik.
Sayangnya, banyak dari masyarakat dunia yang belum memiliki akses ke listrik. Data Badan Energi Internasional (EIA) menunjukkan jumlah orang di seluruh dunia yang tidak memiliki akses ke listrik pada 2023 sebanyak 750 juta orang. Proyeksi Stated Policies Scenario (STEPS) memperkirakan 645 juta orang akan tetap tanpa akses pada 2030.
Survei dari PwC (PricewaterhouseCoopers) yang melibatkan petinggi perusahaan menunjukkan 91% dari mereka melaporkan adanya peningkatan investasi terkait ESG. Dalam tiga tahun ke depan, hampir setiap responden mengharapkan investasi lebih lanjut, dengan sekitar seperempat dari mereka yang disurvei memproyeksikan peningkatan tambahan sebesar 50% atau lebih.
Sebanyak 48% juga mengatakan memiliki struktur yang tepat untuk mengembangkan bisnis terkait ESG.
PLN dan Implementasi Prinsip ESG
Lahir bersamaan dengan Indonesia merdeka, PLN menjadi tulang punggung bagi penyediaan listrik tanah air. Rasio elektrifikasi Indonesia kini menembus 99,79% atau hampir 100%. Artinya, jumlah rumah tangga yang berlistrik di wilayah Indonesia yang mencapai 17.508 pulau.
PLN bahkan sukses memperoleh penghargaan sebagai perusahaan listrik dengan ESGRisk Ratingterbaik di ASEAN tahun 2023. Secara global, PLN menempati posisi ke-4 dunia dengan Risk Rating ESG yang mencapai 30,3.
1. Prinsip Environmental atau menjaga lingkungan
PLN berkomitmen kuat dalam upaya untuk menjaga lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan penggunaan EBT, melahirkan inovasi produk ramah lingkungan, memperluas jangkauan pelanggan EBT, mendukung ekosistem kendaraan listrik, hingga mengurangi emisi.
PLN melakukan banyak terobosan dan gebrakan besar dalam pengembangan energi hijau.
Di antaranya adalah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), mengembangkan bahan bakar hydrogen hijau, menyediakan Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), hingga mengurangi penggunaan bahan fosil dengan biomassa atau co-firing.
Enjoyed examining this, very good stuff, thankyou.