
Organisasi Islam Mathla’ul Anwar mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga persatuan dan tidak mudah terprovokasi isu bohong (hoaks) yang marak beredar di media sosial di tengah gelombang demonstrasi beberapa hari terakhir.
“Kita jangan sampai terbawa oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab, terutama yang berasal dari media sosial yang belum tentu benar atau tidaknya,” kata Ketua Umum PB Mathla’ul Anwar KH Embay Mulya Syarief dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Ia menyampaikan hoaks yang memuat hasutan rasisme, penjarahan, hingga ekstremisme, bisa dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk melancarkan politik pecah belah. Oleh karena itu masyarakat harus lebih waspada, sekaligus menjaga lingkungan masing-masing.
Berikutnya ia mengingatkan bahwa perbedaan pandangan dan aspirasi politik seharusnya disalurkan secara damai.
“Menyampaikan aspirasi itu sudah dijamin oleh undang-undang, tidak ada masalah. Namun jangan sampai terjadinya kekerasan, kerusuhan. Ini yang kita sayangkan,” ucapnya.
Lebih lanjut Embay menyampaikan Islam mengajarkan seruan terhadap kebaikan dan larangan terhadap keburukan (amar ma’ruf nahi munkar) disampaikan dengan cara yang damai, santun, dan menjunjung tinggi hukum.
Ia menekankan masyarakat harus saling menjaga dan menghormati jasa para pahlawan yang telah membangun bangsa. Sejalan dengan itu, kata dia, Mathla’ul Anwar mendorong Presiden dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas pihak yang menjadi dalang kerusuhan.
Menurutnya, langkah itu bernilai penting dalam menjaga ketertiban umum, keselamatan, dan stabilitas negara.
“Mathla’ul Anwar mendukung aparat keamanan bertindak profesional, tegas, dan terukur. Ketertiban dan rasa aman masyarakat adalah tanggung jawab kita bersama,” katanya.
Berikutnya Embay menyampaikan gelombang demonstrasi sudah sepatutnya menjadi catatan besar bagi pemerintah serta para pejabatnya untuk melakukan evaluasi dan introspeksi diri.
Menurutnya, kepekaan terhadap aspirasi dan kondisi sosial di masyarakat sangat penting untuk menjaga stabilitas negara. Oleh karena itu dia meminta agar para pejabat dapat berkomunikasi dengan baik dan tidak menonjolkan gaya hidup yang berlebih-lebihan.
“Gaya hidup mewah yang dipertontonkan dapat memicu kecemburuan sosial di tengah masyarakat,” kata Embay.
Dia juga mendorong pemerintah untuk memperbaiki pola komunikasi dengan masyarakat. Menurutnya, pemerintah harus aktif melakukan konsolidasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat akar rumput untuk memitigasi terjadinya konflik.