ITS dan AESI perkuat riset teknologi energi surya nasional

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) guna memperkuat riset pengembangan teknologi energi baru terbarukan berbasis energi surya.

“Institut Teknologi Sepuluh Nopember memiliki peluang riset energi surya yang luas, seiring dengan target pembangunan pembangkit listrik fotovoltaik di Indonesia sebesar 117,1 gigawatt,” kata Ketua Dewan Pengawas AESI Wiluyo Kusdwiharto dalam acara penandatanganan MoU di Auditorium Research Center ITS, Rabu.

Dalam hal ini, lanjut dia, ITS dapat berperan dalam pengembangan teknologi agar bangsa ini tidak terus mengandalkan impor.

Dengan proyeksi investasi yang mencapai Rp2.000 triliun, Wiluyo mendorong ITS untuk mengambil peran sentral.

Ia berharap kampus tersebut dapat memulai riset menciptakan teknologi aplikatif untuk industri nasional, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi konsumen produk luar negeri.

Kolaborasi itu disambut Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian ITS Prof Agus Muhamad Hatta.

Ia menekankan ITS berkomitmen pada riset energi baru terbarukan, dibuktikan dengan adanya Renewable Energy Independence Demonstrator (REIDI) sebagai laboratorium hidup mahasiswa.

Tak hanya penandatanganan MoU, kegiatan itu juga menghadirkan kuliah tamu Ketua Umum AESI Mada Ayu Habsari bertajuk “Tantangan, Strategi, dan Kesuksesan dalam Dunia Energi” yang diikuti mahasiswa ITS.

Melalui kerja sama ini, ITS menegaskan perannya mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 tentang pendidikan berkualitas, poin ke-7 tentang energi bersih dan terjangkau, poin ke-9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur, serta poin ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan.

slot88