Bos BI Blak-Blakan Soal Alasan Dolar Kembali Perkasa ke Rp 16.000

Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di tempat penukaran uang PT Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo ungkap penyebab kondisi rupiah yang mengalami pelemahan, hingga menyentuh posisi Rp 16.000 terhadap dolar AS.

Kemarin, Rabu (18/12/2024), rupiah terdepresiasi 0,28% menjadi Rp16.105/US$ sebelum tengah hari. Posisi ini merupakan yang terlemah sejak 6 Agustus 2024 atau sekitar empat bulan terakhir.

Perry mengatakan, nilai tukar rupiah pada Desember 2024 hingga 17 Desember 2024 melemah sebesar 1,37% dari bulan sebelumnya. Menurutnya, hal itu disebabkan atas kondisi ketidakpastian global yang semakin tinggi.

“Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut dipengaruhi oleh makin tingginya ketidakpastian global terutama terkait dengan arah kebijakan AS,” kata Perry dalam rilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (19/12/2024).

Ketidakpastian global utamanya terkait arah kebijakan AS, ruang penurunan FFR yang lebih rendah, penguatan mata uang dolar AS secara luas serta risiko geopolitik yang akibatkan berlanjutnya preferensi investor gloal untuk pindahkan alokasi portofolio ke AS.

Meski demikian Perry melihat pelemahan rupiah masih dalam batas terkendali. Dibandingkan negara setara, rupiah masih lebih baik terutama terhadap dolar Taiwan, peso Filipina dan won Korea Selatan.

“Ke depan rupiah diperkirakan akan stabil didukung komitmen BI menjaga stabilitas rupiah imbal hasil yang menarik inflasi yang rendah dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik,” tegas Perry.

Selain itu, dia mengungkapkan tekanan pada rupiah ternyata turut dipengaruhi sentimen negatif pelaku pasar keuangan terhadap perkembangan kasus dugaan korupsi penggunaan dana corporate social responsibility (CSR) program sosial Bank Indonesia.

Sebagaimana diketahui, pada Senin malam, 16 Desember 2024, Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK telah menggeledah kantor pusat Bank Indonesia. Beberapa ruangan diperiksa sejak malam hingga subuh, termasuk ruang kerja Gubernur Bank Indonesia di Gedung Thamrin BI, Jakarta.

“Segala berita itu berpengaruh ke kondisi pasar termasuk nilai tukar rupiah, tentu saja demikian,” kata Perry di kantor pusat BI, Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Perry mengatakan, dengan adanya kondisi itu tentu BI akan terus merespons sentimen negatif itu dengan melakukan berbagai langkah stabilisasi rupiah, termasuk langkah-langkah intervensi melalui operasi moneter dengan pembelian SBN di pasar sekunder hingga melalui instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI.

“Tentu saja BI dengan berbagai berita-berita yang berpengaruh ke pasar termasuk nilai tukar rupiah, BI terus komitmen jaga stabilitas nilai tukar rupiah,” tegasnya.

https://iatalvoyage.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*