Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan konflik di Timur Tengah meningkatkan ketidakpastian terhadap pasar minyak global. Kondisi tersebut tentunya cukup mengkhawatirkan bagi Indonesia yang posisinya merupakan net importir minyak.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana membeberkan, setiap kenaikan harga minyak dunia sebesar US$ 1 per barel berpotensi meningkatkan pendapatan negara sekitar Rp 3,3 triliun. Namun di sisi lain, peningkatan tersebut juga akan memberikan dampak signifikan terhadap meningkatnya belanja negara hingga Rp 9,2 triliun.
“Nah produksi itu juga ada pendapatan negara di situ. Jadi ada angka kalau harga minyak kita naiknya satu dolar per barel itu menambah pendapatan negaranya itu Rp 3,3 triliun. Tapi di sisi yang lain karena kita juga impor, baik minyak mentah maupun BBM-nya, itu menambah belanja negara,” kata Dadan dalam Program Economic Update CNBC Indonesia, Senin (5/8/2024).
Setidaknya, setiap kenaikan harga minyak mentah atau ICP sebesar US$ 1 per barel akan meningkatkan defisit APBN sebesar Rp 5-6 triliun. Adapun defisit tersebut disebabkan karena adanya peningkatan kebutuhan anggaran untuk subsidi dan kompensasi BBM.
“Sehingga kalau naik itu sebetulnya lebih banyak impact-nya memang ke sisi dalam negeri. Jadi defisit itu sekitar Rp 5-6 triliun ya untuk setiap kenaikan satu dolar per barel. Itu dari sisi minyak,” kata Dadan.
Selain itu, harga minyak mentah dunia yang melambung tinggi juga berpotensi menjadikan subsidi listrik mengalami kenaikan.
“Tapi Alhamdulillah kita punya kebijakan yang sangat baik untuk listrik. Listrik kan basisnya sekarang 66% itu dari batu bara. Batu baranya kan sudah dipatok harganya maksimum di angka 70 dolar. Sehingga tidak akan pernah lewat dari situ. Sehingga bisa dijaga dari sisi volatilitas harga batu bara internasional,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah menetapkan asumsi harga minyak mentah Indonesia dalam APBN 2024 sebesar US$ 82 per barel. Anggaran untuk subsidi dan kompensasi energi dalam APBN 2024 ditetapkan sekitar Rp 329,9 triliun. Jumlah ini meningkat dari realisasi tahun anggaran 2023 sebesar Rp 269,6 triliun.