
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan, bahwa pemerintah akan menambah porsi impor liquefied petroleum gas (LPG) dan minyak dari Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 10 miliar setara Rp 167,95 triliun (asumsi kurs Rp 16.800 per US$).
Hal tersebut sebagai upaya Indonesia menyeimbangkan neraca perdagangan dengan AS. “Kita mengimpor sebagian minyak dari Amerika dengan menambah kuota impor kita LPG. Yang angkanya kurang lebih di atas US$ 10 miliar,” bebernya di sela acara Pembukaan Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025, di JCC, Selasa (15/4/2025).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini surplus perdagangan antara Indonesia dan AS mencapai US$ 14,6 miliar atau Rp 245,21 triliun. Dengan rencana tambahan impor LPG dan minyak ke AS, maka dinilai bisa menyeimbangkan neraca perdagangan tersebut.
“Kalau ini saja kita geser, maka defisit neraca perdagangan kita dengan Amerika itu tidak akan terjadi lagi. Neraca kita balance, ini yang kita akan lakukan,” tambahnya.
Hal itu, lanjut Bahlil, menjadi salah satu yang diinstruksikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto untuk bisa menambah komoditas impor Indonesia dari AS. “Kalau seimbang, maka atas arahan Bapak Presiden Prabowo kepada kami, coba mengecek komoditas apalagi yang bisa kita beli di Amerika,” tandasnya.
Data BPS
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari-Desember 2024 RI mengimpor Liquefied Propane and Butane alias LPG sebanyak 3,94 miliar kilo gram (kg) atau sekitar 3,94 juta ton dari Amerika Serikat.
Adapun nilai impor LPG dari AS selama 2024 tersebut tercatat mencapai US$ 2,03 miliar atau sekitar Rp 32,22 triliun (kurs rata-rata sepanjang 2024 Rp 15.847 per US$).
Selain LPG, RI ternyata juga mengimpor minyak mentah (crude) dari AS. Namun, sepanjang 2024 impor minyak dari AS tercatat 668,47 juta kg dengan nilai sebesar US$ 430,87 juta atau sekitar Rp 6,8 triliun.
BPS mencatat, total impor LPG, liquefied propane dan butane, sepanjang 2024 tercatat mencapai 6,89 miliar kg atau 6,89 juta ton. Adapun total nilai impor LPG pada 2024 tercatat mencapai US$ 3,79 miliar.
Artinya, impor LPG dari Amerika Serikat mendominasi, yakni mencapai 57% dari total volume impor LPG RI. Sementara dari sisi nilai, impor LPG dari AS mencapai 53% dari total impor LPG RI.
Seperti diketahui, Indonesia dikenakan tarif resiprokal 32% oleh Pemerintahan Donald Trump, yang diumumkan pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat.
Jika dilihat dari perdagangan AS, neraca perdagangan Paman Sam dengan Indonesia saat ini negatif (defisit) untuk tahun 2024, artinya nilai impor AS dari RI lebih besar daripada nilai ekspor AS ke RI. Dari data Gedung Putih, nilainya minus US$ 18 miliar.